Thursday, August 22, 2013

Sate Madura, Sate Padang, dan Lean Manufacturing

Karena bbrp makul wajib S2 di Telmat sudah saya ambil waktu S1, saya dapet jatah skitar 9 sks untuk menggenapkan 36sks minimal syarat lulus S2. Karena bingung mo ngambil apa lagi, saya iseng mengambil bbrp mata kuliah Teknik Industri, salah satunya Lean Manufacturing (TI-5126). Inti dari perkuliahan Lean Manufacturing adalah bagaimana caranya pemutus kebijakan sebuah perusahaan bisa membuat perusahaannya ringkas/ramping dari segi SDM, biaya produksi, dan waktu produksi yang berujung pada keuntungan yang lebih besar. Kapitalis memang, tapi trik2 efisiensi perusahaan dan pola pikir hematnya okelah untuk dicoba.

Hari ini, saya disuruh beli sate madura u/ sekeluarga. Seneng sih, karena emang saya suka sate, tapi ada satu hal yang paling saya tidak suka ketika beli sate madura, yaitu serving timenya yang lama, apalagi klo ngantrinya panjang. Dan ternyata benar, ketika nyampe disana, antriannya panjang banget. Beuh mending beli makanan lain inimah. Lalu melihat warung sebelah, ada sate Padang yang antriannya kosong, sebetulnya saya tidak terlalu suka sate Padang. Katanya sih bahan tusukannya lebih banyak dari gajih ato dari jeroan (usus) daripada dagingnya, sehingga tidak sehat. Tapi karena malas lama nunggu, okelah u/ kali ini saya beli, terlebih saya suka bumbunya :D

Karena tidak ada antrian, awalnya saya kira tukang sate padang ini kurang laku jualan disini. Tapi setelah memperhatikan lebih teliti dengan menghitung jari, baru nyadar ternyata sebetulnya pelanggannya banyak. Ternyata kuncinya adalah penerapan Lean Manufacture, dimana pada sate padang satenya sudah dibakar terlebih dahulu dan yang dipanaskan adalah bumbunya. Berbeda dengan sate madura yang justru kebalikannya, yg dibakar ditempat adalah satenya dan bumbunya adalah bumbu dingin.

Hasil penerapan lean manufacture ini ternyata sangat berdampak signifikan pada serving time yang sangat cepat. Belum lagi untuk sate madura, mungkin karena panik ketika antrian terlalu panjang, si mang sate jadinya buru2 membakar satenya sehingga banyak yang dalamnya sebetulnya kurang matang, berbeda dengan sate padang yang matang merata karena ketika membakarnya tidak dilakukan dalam kondisi hectic.

Lalu saya iseng nanya tentang omsetnya ke kedua penjual. Tanpa diduga, ternyata untuk satu porsi sate padang dan sate madura yang harganya sama (Rp 13.000/porsi) dan jam mangkal yang sama (5pm-11pm) omset sate padang hampir 2x lipat dari omset sate madura perharinya. Aneh bukan? padahal kelihatan dari luarnya justru seolah-olah sate madura yang sangat laku dan sate padang yang kurang laku.

Itulah lean manufacture.. good job mang sate padang. Tar saya bikin sate madura yang satenya udah dibakar duluan, hahahaha...

No comments: