Tuesday, April 6, 2021

Wanita membawa mukena...

Saya adalah seorang bos dari suatu perusahaan.
Banyak calon karyawan mau bekerja di perusahaan saya.
Ketika akan diterima menjadi karyawan, saya menjelaskan bbrp aturan terlebih dahulu kepada calon karyawan tsb untuk menanyakan apakah mereka siap menerima aturan tersebut atau tidak?

Beberapa aturan yang saya buat diantaranya adalah :
1. Saya wajibkan karyawan saya berseragam kemeja-celana bahan setiap hari.
2. Dalam sehari ada lima kali apel karyawan.
3. ......
4. ......
5. ...... (yg penting cuma no1, no2, no6 dan no7)
6. Saya adalah pembuat aturan disini. peraturan tidak bisa diganggu gugat.
7. Ada sanksi bagi yg tidak mengerjakan, dan ada bonus u/ yg mengerjakan.

Setelah menjelaskan aturan tersebut, sy bertanya kepada para calon karyawan tersebut:
"apakah kalian menerima saya sebagai pembuat aturan disini dan akan melaksanakan aturan yg sudah dibuat?"
mereka menjawab: "kami siap menerima bos sebagai pembuat aturan disini"
Akhirnya saya terima janji mereka dan saya terima mereka sebagai karyawan di perusahaan saya.

Singkat cerita, setiap hari saya bertemu dgn semua karyawan saya saat apel dilaksanakan. Dalam setiap apel, saya selalu melihat karyawan saya berseragam sesuai dengan apa yg saya suruh. Saya merasa bangga dengan karyawan saya. Saya berfikir, tentu apabila ada yg melanggar, ketetapan sanksi pasti saya jatuhkan.

Perasaan bangga itu pun hancur luluh ketika saya medapat laporan bahwa "Karyawan saya hanya berseragam seperti apa yang saya suruh hanya saat apel dilaksanakan saja. Selepas itu, mereka membangkang dengan apa yang saya suruh". Mungkin istilah kerennya munafik kali ya? ato bermuka dua? dan akhirnya ketetapan sanksi telah jatuh atas mereka dan mereka tak bisa protes atau melawan apa-apa lagi..

-----------------------------------------------------------------------------------

Kita lepas dari buaian cerita. Kita lihat realita!
Pernahkah kau melihat wanita yg mengaku muslim (berserah diri) yang membawa mukena kemana saja ia pergi? Apa yang kalian pikirkan ttg wanita itu?

>>"oo, dia rajin shalat.. dia taat pada Allah."

betulkah? lalu mengapa ia membawa mukena kemana saja ia pergi?

>>"ya agar bisa shalat. kan salah satu syarat sah shalat adalah menutup aurat.."

lalu mengapa ia masih membawa-bawa mukena, sedangkan Allah sudah mewajibkan semua wanita muslim untuk menutup aurat bukan hanya saat shalat?
bukankah apabila seseorang sudah menutup aurat ia tidak perlu lagi memakai mukena??
(pengecualian u/ masalah teknis,misal: baju terkena najis)

>> ... (speech less)

itulah yang terjadi sekarang.. sesuatu yg terlihat baik, ternyata kenyataanya tidak selalu demikian.

Pernahkah kalian pikirkan perasaan si bos tadi ketika mengetahui karyawannya bermuka dua?
ketika mereka berseragam kemeja-celana bahan hanya saat apel di depan bosnya 5X sehari,
selepas itu, mereka tidak?

Pernahkah kalian pikirkan perasaan Allah ketika mengetahui "hambaNya" bermuka dua?
ketika mereka hanya menutup aurat saat akan shalat 5X sehari, berhadapan dgn Allah, sang pembuat aturan mutlak!
selepas itu tidak..

Bedanya, si bos bukanlah seorang yang "Maha Tahu", sedangkan Allah adalah "Yang Maha Tahu".
Ia tahu apa yg "hambanya" lakukan selepas shalat.

Padahal disaat di alam ruh, kita sudah diminta kesaksiannya,
"bukankah Aku ini Rabb(pengatur) mu?"

ruh manusia menjawab
"betul, kami bersaksi" (QS 7:172)

dan kata-kata diatas tidak hanya mengartikan bahwa seseorang mengakui Allah sebagai Rabbnya, tapi juga memiliki konsekuensi bahwa pada fitrahnya manusia sudah berjanji akan menjalani hidupnya dgn menggunakan aturan Rabbnya, aturan Sang Maha Pengatur yg tidak bisa diganggu gugat. Ingatkah kita akan janji itu?

Dan apabila melihat kelanjutan ayatnya, Allah sudah mewanti-wanti agar manusia tidak ada yg beralasan seperti ini:
"atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu? Dan demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali " (QS 7:173-174)


Mungkin sanksi dari si bos hanya karyawan tsb dipecat secara tidak hormat.
Tapi pernahkah kalian berpikir apakah vonisan Allah bagi bagi "hambanya" yang bermuka dua?
bahwa seorang munafik tempatnya di dasar neraka (QS 4:145)

Teman-teman, saya cuma ingin mengingatkan, sebelum kita semua tidak bisa diingatkan lagi.
bukankah yang Allah perintahkan u/ menutup aurat itu wajib? (dan bukan hanya menutup aurat sebetulnya)
bukankah setiap yang wajib apabila dilanggar menghasilkan dosa?
bukankah setiap dosa menggiring kita ke neraka?

tak usah kita bimbang, tak usah kita ragu :D
yuk mari kita kembali mulai dari saat ini ke fitrah seharusnya manusia saat pertama kali diciptakan yaitu mengakui Allah sebagai Sang Pembuat Aturan,dan melaksanakan aturan tersebut secara keseluruhan, tidak hanya setengah-setengah.

dan juga walau mungkin tulisan ini sangat nyepet, jangan terpikir untuk menutup telinga akan tulisan ini yaa :p

Takutlah kita jika Allah sampai menjadikan kita spt org kafir..
"Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka , dan penglihatan mereka ditutup . Dan bagi mereka siksa yang amat berat"

No comments: