Tuesday, April 13, 2021

Nasrudin Hoja dan Timur Lenk sang penguasa dzalim

Tak lama setelah menduduki kawasan Anatolia, Timur Lenk mengundangi para ulama di kawasan itu. Setiap ulama memperoleh pertanyaan yang sama:

"Jawablah: apakah aku adil ataukah lalim. Kalau menurutmu aku adil, maka dengan keadilanku engkau akan kugantung. Sedang kalau menurutmu aku lalim, maka dengan kelalimanku engkau akan kupenggal."

Beberapa ulama telah jatuh menjadi korban kejahatan Timur Lenk ini. Dan akhirnya, tibalah waktunya Nasrudin diundang. Ini adalah perjumpaan resmi Nasrudin yang pertama dengan Timur Lenk. Timur Lenk kembali bertanya dengan angkuh :

"Jawablah: apakah aku adil ataukah lalim. Kalau menurutmu aku adil, maka dengan keadilanku engkau akan kugantung. Sedang kalau menurutmu aku lalim, maka dengan kelalimanku engkau akan kupenggal."

Dan dengan menenangkan diri, Nasrudin menjawab :

"Sesungguhnya, kamilah, para penduduk di sini, yang merupakan orang-orang lalim dan abai. Sedangkan Anda adalah pedang keadilan yang diturunkan Allah yang Maha Adil kepada kami."

Setelah berpikir sejenak, Timur Lenk mengakui kecerdikan jawaban itu. Maka untuk sementara para ulama terbebas dari kejahatan Timur Lenk lebih lanjut.

---------------

Timur Lenk mulai mempercayai Nasrudin, dan kadang mengajaknya berbincang soal kekuasaannya.

"Nasrudin," katanya suatu hari, "Setiap khalifah di sini selalu memiliki gelar dengan nama Allah. Misalnya: Al-Muwaffiq Billah, Al-Mutawakkil 'Alallah, Al-Mu'tashim Billah, Al-Watsiq Billah, dan lain-lain. Menurutmu, apakah gelar yang pantas untukku ?"

Cukup sulit, mengingat Timur Lenk adalah penguasa yang bengis. Tapi tak lama, Nasrudin menemukan jawabannya. "Saya kira, gelar yang paling pantas untuk Anda adalah Naudzu-Billah* saja."

* "Aku berlindung kepada Allah (darinya)"

----------------

Timur Lenk meneruskan perbincangan dengan Nasrudin soal kekuasaannya.

"Nasrudin! Menurutmu, di manakah tempatku di akhirat, menurut kepercayaanmu ? Apakah aku ditempatkan bersama orang-orang yang mulia atau yang hina ?"

Bukan Nasrudin kalau ia tak dapat menjawab pertanyaan 'semudah' ini.

"Raja penakluk seperti Anda," jawab Nasrudin, "Insya Allah akan ditempatkan bersama raja-raja dan tokoh-tokoh yang telah menghiasi sejarah."

Timur Lenk benar-benar puas dan gembira. "Betulkah itu, Nasrudin ?"

"Tentu," kata Nasrudin dengan mantap. "Saya yakin Anda akan ditempatkan bersama Fir'aun dari Mesir, raja Namrudz dari Babilon, kaisar Nero dari Romawi, dan juga Jenghis Khan."

Entah mengapa, Timur Lenk masih juga gembira mendengar jawaban itu

---------------------

Sesekali, Timur Lenk ingin juga mempermalukan Nasrudin. Karena Nasrudin cerdas dan cerdik, ia tidak mau mengambil resiko beradu pikiran. Maka diundangnya Nasrudin ke tengah-tengah prajuritnya. Dunia prajurit, dunia otot dan ketangkasan.

"Ayo Nasrudin," kata Timur Lenk, "Di hadapan para prajuritku, tunjukkanlah kemampuanmu memanah. Panahlah sekali saja. Kalau panahmu dapat mengenai sasaran, hadiah besar menantimu. Tapi kalau gagal, engkau harus merangkak jalan pulang ke rumahmu."

Nasrudin terpaksa mengambil busur dan tempat anak panah. Dengan memantapkan hati, ia membidik sasaran, dan mulai memanah. Panah melesat jauh dari sasaran. Segera setelah itu, Nasrudin berteriak, "Demikianlah gaya tuan wazir memanah."

Segera dicabutnya sebuah anak panah lagi. Ia membidik dan memanah lagi. Masih juga panah meleset dari sasaran. Nasrudin berteriak lagi, "Demikianlah gaya tuan walikota memanah."

Nasrudin segera mencabut sebuah anak panah lagi. Ia membidik dan memanah lagi. Kebetulan kali ini panahnya menyentuh sasaran. Nasrudin pun berteriak lagi, "Dan yang ini adalah gaya Nasrudin memanah. Untuk itu kita tunggu hadiah dari Paduka Raja."

Sambil menahan tawa, Timur Lenk menyerahkan hadiah Nasrudin. Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati. Tetapi Timur Lenk berkata,
"Ajari keledai itu membaca. Dalam dua minggu, datanglah kepadaku, dan kita lihat hasilnya."

Nasrudin berlalu, dan dua minggu kemudian ia menghadap ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar. Nasrudin menggiring keledainya ke buku itu, dan membuka sampulnya.

Si keledai menatap buku itu, dan tak lama mulai membalik halamannya dengan lidahnya. Terus menerus, dibaliknya setiap halaman sampai ke halaman akhir. Setelah itu si keledai menatap Nasrudin.

"Demikianlah," kata Nasrudin, "Keledaiku sudah bisa membaca."

Timur Lenk mulai menginterogasi, "Bagaimana caramu mengajari dia membaca ?"

Nasrudin berkisah, "Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku, dan aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halam untuk bisa makan biji-biji gandum itu, sampai ia terlatih betul untuk membalik-balik halaman buku dengan benar."

"Tapi," tukas Timur Lenk tidak puas, "Bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya ?"

Nasrudin menjawab,
"Memang demikianlah cara keledai membaca: hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya. Kalau kita membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, kita disebut setolol keledai, bukan ?"

(seperti kebanyakan org zaman sekarang baca Al Quran. iya kan? :D)

Wednesday, April 7, 2021

SePiLis si Abu Lahab

Atas Nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang

Hari itu Rasulullau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumpulkan semua penduduk Makkah di bukit Shafa. Beliau bersabda:

“…Wahai Bani Fihr, wahai bani Ady, wahai semua orang Quraisy. Apa pendapat kalian jika sekiranya kukabarkan bahwa di balik bukit ini ada sepasukan berkuda bersenjata lengkap mengepung, siap menyerbu Makkah dan melumatkannya?”

Maka sontak seluruh manusia yang berkumpul pada hari itu menjawab,

“Sungguh kami belum pernah mendengar ada kedustaan keluar dari lisanmu. Jika engkau berkata seperti itu maka kami akan mempercayainya. Engkau adalah Al Amin.”

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tersenyum serta melanjutkan,

“Maka saksikanlah bahwa sesungguhnya aku adalah pembawa peringatan dari sisi Allah sebelum datangnya ‘azab yang besar…”

Maka geger dan gemparlah seluruh manusia yang mendengarkan perkataan tersebut. Banyak diantara mereka yang bertanya-tanya dan banyak pula yang hampir menyatakan kepercayaannya pada Muhammad. Hingga di tengah keributan dan kebingungan manusia itu tampillah seorang laki – laki berkulit putih, bermata juling, dan berpakaian sutera dengan sikap badan menantang maju ke depan, mengacungkan tangannya ke wajah sang Rasul sambil berteriak,

“Tabban laka ya Muhammad ‘asyaral yaumu!!! Alihaadza jama’tana?!!!”, “Celakalah engkau ya Muhammad sepanjang hari ini!!! Apakah untuk urusan seremeh ini kami semua kau kumpulkan?!!”

Saat itulah Allah membalas perkataan lelaki itu langsung dari langit ketujuh, “Tabbat yadaa Abi Lahaabiw wa Tabb!”, “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar – benar binasa!”. Abu Lahab, itulah nama lelaki itu. Sebuah nama yang tetap abadi di dalam Al Quran sebagai simbol penentang da’wah.

Sebuah pelajaran menarik dapat diambil dari kisah asbabun nuzulnya (sebab turunnya) surat Al Lahab di atas, yaitu ketika Abu Lahab berkata, “Apakah untuk urusan seremeh ini kami semua kau kumpulkan?!!” Bagi Abu Lahab urusan kenabian, urusan agama, urusan dunia dan akhirat adalah sesuatu yang remeh dan kecil. Sehingga dia mengecilkan dan sangat menganggap enteng urusan itu.

Padahal di sisi Allah urusan kenabian, urusan keselamatan dunia dan akhirat adalah sesuatu yang besar. Yang karenanya Allah mengutus orang – orang pilihan diantara manusia. Yang karenanya pula Allah turunkan kitab suci. Hanya karena cintaNya pada manusia agar manusia kembali kepada jalan yang lurus. Dan saat itu, sesosok makhluk yang telah diciptakanNya menganggap sangat enteng urusan tersebut.

Ide Abu Lahab ini kemudian tak lekas dimakan rapuhnya usia. Sebagaimana namanya yang Allah abadikan dalam Al Quran, idenya pun tetap lekang hingga kini di zaman modern. Bentuk – bentuk ide Abu Lahab sekarang telah bertransformasi menjadi sesuatu yang baru dengan berbagai variannya. Namun pada intinya satu, yaitu menyepelekan masalah agama, syariat Islam.

Beberapa tahun yang lalu ada sebuah berita tentang pengajuan judicial review terhadap UU Penistaan Agama. Pada saat sidang itu berlangsung, seorang tokoh JIL, Jaringan Islam Liberal, si Luthfi Syaukanie (saya sangat tidak rela menyebut akronim “I” nya dengan Islam, lebih baik saya sebut akronim “I” nya itu dengan “Iyang ngaku Islam”^^) meracau bahwa kejahatan Lia Aminuddin itu dapat disamakan dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Na’udzubillahi min dzalik!!!. Subhahanallah yang telah memberi kita petunjuk dengan kata-katanya itu,

"Atau apakah orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka. Dan kalau Kami menghendaki, niscaya Kami tunjukkan mereka kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat mengenal mereka dengan tanda-tandanya. Dan kamu benar-benar akan mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka dan Allah mengetahui perbuatan-perbuatan kamu." (Muhammad : 31-30)

Inilah bentuk transformasi terang – terangan dari ide Abu Lahab 14 abad yang lalu. Sebuah bentuk penyepelean terhadap risalah kerasulan. Jika James Gwee dalam Business Revolution-nya berkata bahwa dalam membandingkan sesuatu itu harus compare apple with apple, maka perkataan tokoh JIL itu sangat tidak akademis dan tidak berdasar. Karena tidak meng-compare apple with apple. Dua variabel yang tak dapat disebandingkan kemudian ia sejajarkan untuk menjadi sebuah landasan dalam judicial review sebuah UU di depan MK. Dan ia masih bangga berkata bahwa dirinya adalah seorang “Cendekiawan” (padahal cendawan) muslim? The fifth grader aja smarter than you!!

Bentuk transformasi sempurna dari kepompong ide Abu Lahab itu sekarang sering diwacanakan dan muncul menjadi sebuah virus SEPILIS di masyarakat. SEPILIS = Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme. Itulah virus baru yang becikal bakal dari penyepelean risalah kerasulan dan terhadap syariat Islam yang agung. Ketika seseorang menyampaikan kajian keislaman berdasarkan Quran dan Sunnah dengan penafsiran para shahabat, maka merekapun berkata, “Cuma segitu? Use your own opinion to interpret Allah’s words man. That's not cool.” Maka mereka pun berpegang pada

Sugan
dan
Ceunah

(sepertinya dan katanya) ketimbang pada Quran dan Sunnah.

"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)." (Al An'am : 116)

"Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan." (Yunus : 36)

Semoga Allah melindungi seorang muslim sejati dari SEPILIS ini. Amin

Tuesday, April 6, 2021

Wanita membawa mukena...

Saya adalah seorang bos dari suatu perusahaan.
Banyak calon karyawan mau bekerja di perusahaan saya.
Ketika akan diterima menjadi karyawan, saya menjelaskan bbrp aturan terlebih dahulu kepada calon karyawan tsb untuk menanyakan apakah mereka siap menerima aturan tersebut atau tidak?

Beberapa aturan yang saya buat diantaranya adalah :
1. Saya wajibkan karyawan saya berseragam kemeja-celana bahan setiap hari.
2. Dalam sehari ada lima kali apel karyawan.
3. ......
4. ......
5. ...... (yg penting cuma no1, no2, no6 dan no7)
6. Saya adalah pembuat aturan disini. peraturan tidak bisa diganggu gugat.
7. Ada sanksi bagi yg tidak mengerjakan, dan ada bonus u/ yg mengerjakan.

Setelah menjelaskan aturan tersebut, sy bertanya kepada para calon karyawan tersebut:
"apakah kalian menerima saya sebagai pembuat aturan disini dan akan melaksanakan aturan yg sudah dibuat?"
mereka menjawab: "kami siap menerima bos sebagai pembuat aturan disini"
Akhirnya saya terima janji mereka dan saya terima mereka sebagai karyawan di perusahaan saya.

Singkat cerita, setiap hari saya bertemu dgn semua karyawan saya saat apel dilaksanakan. Dalam setiap apel, saya selalu melihat karyawan saya berseragam sesuai dengan apa yg saya suruh. Saya merasa bangga dengan karyawan saya. Saya berfikir, tentu apabila ada yg melanggar, ketetapan sanksi pasti saya jatuhkan.

Perasaan bangga itu pun hancur luluh ketika saya medapat laporan bahwa "Karyawan saya hanya berseragam seperti apa yang saya suruh hanya saat apel dilaksanakan saja. Selepas itu, mereka membangkang dengan apa yang saya suruh". Mungkin istilah kerennya munafik kali ya? ato bermuka dua? dan akhirnya ketetapan sanksi telah jatuh atas mereka dan mereka tak bisa protes atau melawan apa-apa lagi..

-----------------------------------------------------------------------------------

Kita lepas dari buaian cerita. Kita lihat realita!
Pernahkah kau melihat wanita yg mengaku muslim (berserah diri) yang membawa mukena kemana saja ia pergi? Apa yang kalian pikirkan ttg wanita itu?

>>"oo, dia rajin shalat.. dia taat pada Allah."

betulkah? lalu mengapa ia membawa mukena kemana saja ia pergi?

>>"ya agar bisa shalat. kan salah satu syarat sah shalat adalah menutup aurat.."

lalu mengapa ia masih membawa-bawa mukena, sedangkan Allah sudah mewajibkan semua wanita muslim untuk menutup aurat bukan hanya saat shalat?
bukankah apabila seseorang sudah menutup aurat ia tidak perlu lagi memakai mukena??
(pengecualian u/ masalah teknis,misal: baju terkena najis)

>> ... (speech less)

itulah yang terjadi sekarang.. sesuatu yg terlihat baik, ternyata kenyataanya tidak selalu demikian.

Pernahkah kalian pikirkan perasaan si bos tadi ketika mengetahui karyawannya bermuka dua?
ketika mereka berseragam kemeja-celana bahan hanya saat apel di depan bosnya 5X sehari,
selepas itu, mereka tidak?

Pernahkah kalian pikirkan perasaan Allah ketika mengetahui "hambaNya" bermuka dua?
ketika mereka hanya menutup aurat saat akan shalat 5X sehari, berhadapan dgn Allah, sang pembuat aturan mutlak!
selepas itu tidak..

Bedanya, si bos bukanlah seorang yang "Maha Tahu", sedangkan Allah adalah "Yang Maha Tahu".
Ia tahu apa yg "hambanya" lakukan selepas shalat.

Padahal disaat di alam ruh, kita sudah diminta kesaksiannya,
"bukankah Aku ini Rabb(pengatur) mu?"

ruh manusia menjawab
"betul, kami bersaksi" (QS 7:172)

dan kata-kata diatas tidak hanya mengartikan bahwa seseorang mengakui Allah sebagai Rabbnya, tapi juga memiliki konsekuensi bahwa pada fitrahnya manusia sudah berjanji akan menjalani hidupnya dgn menggunakan aturan Rabbnya, aturan Sang Maha Pengatur yg tidak bisa diganggu gugat. Ingatkah kita akan janji itu?

Dan apabila melihat kelanjutan ayatnya, Allah sudah mewanti-wanti agar manusia tidak ada yg beralasan seperti ini:
"atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu? Dan demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali " (QS 7:173-174)


Mungkin sanksi dari si bos hanya karyawan tsb dipecat secara tidak hormat.
Tapi pernahkah kalian berpikir apakah vonisan Allah bagi bagi "hambanya" yang bermuka dua?
bahwa seorang munafik tempatnya di dasar neraka (QS 4:145)

Teman-teman, saya cuma ingin mengingatkan, sebelum kita semua tidak bisa diingatkan lagi.
bukankah yang Allah perintahkan u/ menutup aurat itu wajib? (dan bukan hanya menutup aurat sebetulnya)
bukankah setiap yang wajib apabila dilanggar menghasilkan dosa?
bukankah setiap dosa menggiring kita ke neraka?

tak usah kita bimbang, tak usah kita ragu :D
yuk mari kita kembali mulai dari saat ini ke fitrah seharusnya manusia saat pertama kali diciptakan yaitu mengakui Allah sebagai Sang Pembuat Aturan,dan melaksanakan aturan tersebut secara keseluruhan, tidak hanya setengah-setengah.

dan juga walau mungkin tulisan ini sangat nyepet, jangan terpikir untuk menutup telinga akan tulisan ini yaa :p

Takutlah kita jika Allah sampai menjadikan kita spt org kafir..
"Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka , dan penglihatan mereka ditutup . Dan bagi mereka siksa yang amat berat"

Monday, April 5, 2021

Ketika Quran Menjawab

Manusia Bertanya : Bolehkah aku frustrasi ?
Qur'an Menjawab : Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (Ali Imraan : 139)

Manusia Bertanya : Kenapa aku diberi ujian seberat ini?
Qur'an Menjawab : Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya………. (Al-Baqarah : 286)

Manusia Bertanya : Kenapa aku tidak diuji saja dengan hal-hal yang baik ?
Qur'an Menjawab : ………. boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (Al-Baqarah : 216)

Manusia Bertanya : Kenapa aku diuji ?
Qur'an Menjawab : Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (Al-Ankabuut : 2). Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (Al-Ankabuut : 3)

Manusia Bertanya : Bolehkah aku berputus asa ?
Qur'an Menjawab : ………..dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (Yusuf : 87)

Manusia Bertanya : Bagaimana cara menghadapi ujian hidup ini?
Qur'an Menjawab : Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung. (Ali Imraan : 200)

Manusia Bertanya : Bagaimana menguatkan hatiku?
Qur'an Menjawab : ….Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal……. (At-Taubah : 129)

Manusia Bertanya : Apa yang kudapat dari semua ujian ini?
Qur'an Menjawab : Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka………. (At-Taubah : 111)

Thursday, April 1, 2021

Sejarah April Mop

Inilah sejarahnya yang disalin kembali sebagiannya dari buku “Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Halloween: So What?”
(Rizki Ridyasmara, Pustaka Alkautsar, 2005)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Maret akan segera usai. Bulan April menjelang. Ada suatu kebiasaan jahiliah yang patut kita waspadai bersama sebagai seorang Muslim; 1 April sebagai hari April Mop. April Mop sendiri adalah hari di mana orang-orang diperbolehkan menipu dan berbohong kepada orang lain. Tapi tahukah Anda apakah April Mop itu sebenarnya?

Sejarah April Mop

Sebenarnya, April Mop adalah sebuah perayaan hari kemenangan atas dibunuhnya ribuan umat Islam Spanyol oleh tentara salib yang dilakukan lewat cara-cara penipuan. Sebab itulah, mereka merayakan April Mop dengan cara melegalkan penipuan dan kebohongan walau dibungkus dengan dalih sekadar hiburan atau keisengan belaka.

Biasanya orang akan menjawab bahwa April Mop—yang hanya berlaku pada tanggal 1 April—adalah hari di mana kita boleh dan sah-sah saja menipu teman, orangtua, saudara, atau lainnya, dan sang target tidak boleh marah atau emosi ketika sadar bahwa dirinya telah menjadi sasaran April Mop. Biasanya sang target, jika sudah sadar kena April Mop, maka dirinya juga akan tertawa atau minimal mengumpat sebal, tentu saja bukan marah sungguhan.

Walaupun belum sepopuler perayaan tahun baru atau Valentine's Day, budaya April Mop dalam dua dekade terakhir memperlihatkan kecenderungan yang makin akrab di masyarakat perkotaan kita. Terutama di kalangan anak muda. Bukan mustahil pula, ke depan juga akan meluas ke masyarakat yang tinggal di pedesaan. Ironisnya, masyarakat dengan mudah meniru kebudayaan Barat ini tanpa mengkritisinya terlebih dahulu, apakah budaya itu baik atau tidak, bermanfaat atau sebaliknya.

Perayaan April Mop berawal dari suatu tragedi besar yang sangat menyedihkan dan memilukan? April Mop, atau The April's Fool Day, berawal dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di tahun 1487 M, atau bertepatan dengan 892 H.

Sejak dibebaskan Islam pada abad ke-8 M oleh Panglima Thariq bin Ziyad, Spanyol berangsur-angsur tumbuh menjadi satu negeri yang makmur. Pasukan Islam tidak saja berhenti di Spanyol, namun terus melakukan pembebasan di negeri-negeri sekitar menuju Perancis. Perancis Selatan dengan mudah dibebaskan. Kota Carcassone, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, Tours, dan sebagainya jatuh. Walaupun sangat kuat, pasukan Islam masih memberikan toleransi kepada suku Goth dan Navaro di daerah sebelah barat yang berupa pegunungan. Islam telah menerangi Spanyol.

Karena sikap para penguasa Islam yang begitu baik dan rendah hati, banyak orang-orang Spanyol yang kemudian dengan tulus dan ikhlas memeluk Islam. Muslim Spanyol bukan saja beragama Islam, namun sungguh-sungguh mempraktikkan kehidupan secara Islami. Tidak saja membaca Al-Qur'an, namun bertingkah-laku berdasarkan Al-Qur'an. Mereka selalu berkata tidak untuk musik, bir, pergaulan bebas, dan segala hal yang dilarang Islam. Keadaan tenteram seperti itu berlangsung hampir enam abad lamanya.

Selama itu pula kaum kafir yang masih ada di sekeliling Spanyol tanpa kenal lelah terus berupaya membersihkan Islam dari Spanyol, namun selalu gagal. Maka dikirimlah sejumlah mata-mata untuk mempelajari kelemahan umat Islam Spanyol.

Akhirnya mereka menemukan cara untuk menaklukkan Islam, yakni dengan pertama-tama melemahkan iman mereka melalui jalan serangan pemikiran dan budaya. Maka mulailah secara diam-diam mereka mengirimkan alkohol dan rokok secara gratis ke dalam wilayah Spanyol. Musik diperdengarkan untuk membujuk kaum mudanya agar lebih suka bernyanyi dan menari daripada membaca Al Qur'an. Mereka juga mengirimkan sejumlah ulama palsu untuk meniup-niupkan perpecahan ke dalam tubuh umat Islam Spanyol. Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil.

Akhirnya Spanyol jatuh dan bisa dikuasai pasukan salib. Penyerangan oleh pasukan salib benar-benar dilakukan dengan kejam tanpa mengenal peri kemanusiaan. Tidak hanya pasukan Islam yang dibantai, tetapi juga penduduk sipil, wanita, anak-anak kecil, orang-orang tua. Satu-persatu daerah di Spanyol jatuh.

Granada adalah daerah terakhir yang ditaklukkan. Penduduk-penduduk Islam di Spanyol (juga disebut orang Moor) terpaksa berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Tentara-tentara salib terus mengejar mereka. Ketika jalan-jalan sudah sepi, tinggal menyisakan ribuan mayat yang bergelimpangan bermandikan genangan darah, tentara salib mengetahui bahwa banyak muslim Granada yang masih bersembunyi di rumah-rumah. Dengan lantang tentara salib itu meneriakkan pengumuman, bahwa para Muslim Granada bisa keluar dari rumah dengan aman dan diperbolehkan berlayar keluar Spanyol dengan membawa barang-barang keperluan mereka.

Orang-orang Islam masih curiga dengan tawaran ini. Namun beberapa dari orang Muslim diperbolehkan melihat sendiri kapal-kapal penumpang yang sudah dipersiapkan di pelabuhan. Setelah benar-benar melihat ada kapal yang sudah disediakan, mereka pun segera bersiap untuk meninggalkan Granada dan berlayar meninggalkan Spanyol.

Keesokan harinya, ribuan penduduk muslim Granada keluar dari rumah-rumah mereka dengan membawa seluruh barang-barang keperluan, beriringan berjalan menuju ke pelabuhan. Beberapa orang Islam yang tidak mempercayai pasukan salib, memilih bertahan dan terus bersembunyi di rumah-rumah mereka. Setelah ribuan umat Islam Spanyol berkumpul di pelabuhan, dengan cepat tentara salib menggeledah rumah-rumah yang telah ditinggalkan penghuninya. Lidah api terlihat menjilat-jilat angkasa ketika mereka membakari rumah-rumah tersebut bersama dengan orang-orang Islam yang masih bertahan di dalamnya.

Sedang ribuan umat Islam yang tertahan di pelabuhan, hanya bisa terpana ketika tentara salib juga membakari kapal-kapal yang dikatakan akan mengangkut mereka keluar dari Spanyol. Kapal-kapal itu dengan cepat tenggelam. Ribuan umat Islam tidak bisa berbuat apa-apa karena sama sekali tidak bersenjata. Mereka juga kebanyakan terdiri dari para perempuan dengan anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Sedang para tentara salib telah mengepung mereka dengan pedang terhunus.

Dengan satu teriakan dari pemimpinnya, ribuan tentara salib segera membantai umat Islam Spanyol tanpa rasa belas kasihan. Jerit tangis dan takbir membahana. Seluruh Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan kejam. Darah menggenang di mana-mana. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitam-hitaman.

Tragedi ini bertepatan dengan tanggal 1 April. Inilah yang kemudian diperingati oleh dunia kristen setiap tanggal 1 April sebagai April Mop (The April's Fool Day). Pada tanggal 1 April, orang-orang diperbolehkan menipu dan berbohong kepada orang lain. Bagi umat kristiani, April Mop merupakan hari kemenangan atas dibunuhnya ribuan umat Islam Spanyol oleh tentara salib lewat cara-cara penipuan. Sebab itulah, mereka merayakan April Mop dengan cara melegalkan penipuan dan kebohongan walau dibungkus dengan dalih sekedar hiburan atau keisengan belaka.

Bagi umat Islam, April Mop tentu merupakan tragedi yang sangat menyedihkan. Hari di mana ribuan saudara-saudaranya se-iman disembelih dan dibantai oleh tentara salib di Granada, Spanyol. Sebab itu, adalah sangat tidak pantas juga ada orang Islam yang ikut-ikutan merayakan tradisi ini. Siapapun orang Islam yang turut merayakan April Mop, maka ia sesungguhnya tengah merayakan ulang tahun pembunuhan massal ribuan saudara-saudaranya di Granada, Spanyol, 5 abad silam.

Kawan, Untuk apa masa muda kita?

Pertanyaan inilah yang akan diajukan kepada setiap hamba Allah subhanahu wata’ala pada hari kiamat nanti. Sebagaimana yang diberitakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam salah satu haditsnya:

لاَ تَزُوْلُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ : عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلاَهُ وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ.

“Tidak akan bergeser kaki anak Adam (manusia) pada hari kiamat nanti di hadapan Rabbnya sampai ditanya tentang lima perkara: umurnya untuk apa dihabiskan, masa mudanya untuk apa dihabiskan, hartanya dari mana dia dapatkan dan dibelanjakan untuk apa harta tersebut, dan sudahkah beramal terhadap ilmu yang telah ia ketahui.” (HR. At Tirmidzi no. 2340)

Sekarang cobalah mengoreksi diri kalian sendiri, sudahkah kalian mengisi masa muda kalian untuk hal-hal yang bermanfaat yang mendatangkan keridhaan Allah subhanahu wata’ala? Ataukah kalian isi masa muda kita dengan perbuatan maksiat yang mendatangkan kemurkaan-Nya?

Kalau kita masih saja mengisi waktu muda kalian untuk bersenang-senang dan lupa kepada Allah subhanahu wata’ala, maka jawaban apa yang bisa kita ucapkan di hadapan Allah subhanahu wata’ala Sang Penguasa Hari Pembalasan? Tidakkah kita takut akan ancaman Allah subhanahu wata’ala terhadap orang yang banyak berbuat dosa dan maksiat? Padahal Allah subhanahu wata’ala telah mengancam pelaku kejahatan dalam firman-Nya:

مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلَا يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا

“Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.” (An Nisa’: 123)

Bukanlah masa tua yang akan ditanyakan oleh Allah subhanahu wata’ala. Oleh karena itu, pergunakanlah kesempatan di masa muda kalian ini untuk kebaikan.

Ingat-ingatlah selalu bahwa setiap amal yang kalian lakukan akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah subhanahu wata’ala.

7 sifat setan

1. Pantang menyerah
Setan tidak akan pernah menyerah selama keinginannya untuk menggoda manusia belum tercapai. Sedangkan insan banyak yang mudah menyerah dan sering mengeluh, tanpa menyadari kalau pertolongan Allah itu dekat.

2. Selalu Berusaha
Setan akan mencari cara apapun untuk menggoda manusia dan agar tujuannya tercapai, selalu kreatif dan penuh ide. Sedangkan manusia ingin enaknya saja, ingin cara instan tanpa dipikirkan apakah ini sesuai dengan aturan atau tidak, tidak mau berpikir walau Allah sudah menyindirnya di banyak ayat di Al Quran "....apakah kamu tidak memikirkannya?"

3. Konsisten
Setan dari mulai diciptakan tetap konsisten pada tugasnya, tak pernah mengeluh dan berputus asa. Sedangkan insan banyak yang mengeluhkan tugasnya, mengeluhkan kewajiban untuk apa hadirnya dia di muka bumi. Dan yang lebih parah lagi, banyak manusia yang tidak tahu sebetulnya esensi kehadirannya dia di muka bumi itu untuk apa.

4. Solider
Sesama setan tidak pernah saling menyakiti, bahkan selalu bekerjasama untuk menggoda manusia. Sedangkan manusia, jangankan bekerjasama untuk menggoda setan, peduli terhadap sesama saja mungkin tidak. Kebanyakan manusia berpecah belah, mementingkan kepentingan golongannya dan mengenyampingkan kepentingan keselamatan umat manusia, apalagi kepentingan Tuhannya.

5. Jenius
Setan itu paling pintar mencari cara agar manusia tergoda. Sedangkan manusia banyak yang tidak kreatif dalam usahanya ataupun terlalu kreatif sehingga menjadi bid'ah.

6. Tanpa Pamrih
Setan itu bekerja 24 Jam tanpa mengharapkan imbalan apapun. Sedangkan insan, yang katanya harta dan jiwanya sudah Allah beli untuk digantikan surga, seringkali masih mengharapkan imbalan berupa kehidupan duniawi.

7. Suka berteman
Setan selalu ingin berteman, mencari teman seperjuangannya dalam menggoda manusia dengan segala resikonya, mencari kawan pendamping untuk berbagi di neraka sana. Sedangkan insan banyak yang egois merasa surga untuk dirinya saja dan tidak mengajak berbagi ke yang lain, banyak yang sering malas mencari kawan seperjuangan melawan setan karena takut dengan resiko, malas mencari calon sesama penghuni surga kelak (kalo mau masuk surga).